Sebuah pulau yang terletak di kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Masyarakat setempat akrab menyebutnya Baby Island. Pulau itu tidak berpenghuni, namun menyimpan panorama pantai yang memanjakan mata. Pulau mungil itu hanya berukuran setengah dari lapangan voli. Dan menjadi tempat persinggahan bagi ribuan burung camar. Suguhank itu sungguh memanjakan mata.
Dulu, pulau itu ditumbuhi beberapa pohon kelapa. Namun, ketika tsunami memporak-porandakan Aceh pada 2004 silam, serta gempa tektonik mengguncang Nias pada 2005 membuat pulau itu hilang tenggelam karena penurunan daratan.
Sejak peristiwa itu, Baby Island tidak lagi terlihat pandangan mata dari perairan Pulau Banyak. Tenggelam bertahun-tahun, baru pada 2014 pulau itu muncul kembali. Namun pulau itu baru bisa kelihatan ketika air laut pasang surut. Yang menampakkan bentuknya hanya berupa dataran pasir putih halus, pasir khas Pulau Banyak.
Hal unitknya, Novri menyebutkan, ketika pulau itu menampakkan diri, ribuan burung camar pun ikut menjadi kan dataran pasir itu menjadi tempat persinggahan. Burung itu singgah dalam jumlah banyak, mencapai ribuan. Tentu hal itu membuat panorama di pulau itu menjadi menakjubkan dan indah.
Seakan-akan, para burung camar menunggu wisatawan yang hadir untuk melihatnya atau bahkan memotret kawanan burung itu dengan telepon genggam atau kamera. Tak jarang juga, pengunjung berpose dengan latarbelakang ribuan burung camar.
‘’Sementara di pinggir pulau itu, pengunjung juga bisa melakukan snorkeling, sambil menunggu air laut pasang naik hingga menutupi permukaan Baby Island,’’ ungkap Novri.
Bagi Anda yang ingin menyambangi Baby Island, tak usah khawatir soal transportasi. Ada beberapa transportasi yang ditawarkan untuk bisa sampai ke Pulau Baby Island.
Jika dari Medan, Sumatera Utara, Anda harus menempuh perjalanan jalur darat sekitar tujuh jam, untuk sampai di Aceh Singkil. Atau jika Anda berasal dari Banda Aceh, harus menempuh jalur darat yang memakan waktu hingga 12 jam ke Aceh Singkil.
Selanjutnya, di Aceh Singkil pengunjung harus menyeberang ke kecamatan Pulau Banyak menggunakan kapal ferry atau kapal kayu milik nelayan setempat. Dengan waktu tempuh tiga jam jalur laut. Tiba di Banyak, pengunjung yang hendak ke Baby Island harus dipaksa menyebarang antar pulau lagi sekitar 30 menit, menggunakan perahu mesin untuk bisa sampai ke pulau ‘’burung camar’’ itu.
Untuk diketahui, kepulauan banyak merupakan destinasi wisata bahari yang terbilang komplit. Setidaknya, ada sekitar 63 pulau yang diantaranya berukuran kecil dan tak berpenghuni. Jika pengunjung ingin berselancar, Kepulauan Banyak menyediakan lokasi di Ujung Lolok dan Pulau Bangkaru. ‘’Kualitas ombaknya berstandar internasional,’’ pungkas Novri.
Komentar
Posting Komentar